Senin, 07 April 2014

TIGA ATURAN KEBAHAGIAAN




Hai guys..apa kabar ?
Waah…lama nian daku vakum dari existensi kepenulisan.
Daaaaaannn…. Akhirnya gue balik. Setelah gue melalui perenungan panjang nan berliku bareng bang Iwan Januar, kali ini gue bakal nulis tentang kebahagiaan. Gue bilang, tiga aturan aja buat bahagia.
 Tiga ? Cukup tiga ? Yakin, nggak kurang ?. Udah deh nggak usah kepo,, kita liat aja..
Here they are…
Aturan pertama : NGGAK SEMUA KESENANGAN ADALAH KEBAHAGIAAN
Oke, semua yang kita sukai, yang bikin kita enjoy  itu emang fun. Asyik dan menyenangkan. Nggak heran kalo kemudian lo ada yang berani bilang “ GUE SELALU BAHAGIA, ENJOY SAMA KERJAAN GUE, DAN GUE PUAS”
Itu prinsip yang bagus, tapi ibarat rumah itu baru tiangnya aja loh.. Dan tentu belum menjadi rumah yang sempurna tanpa bagian yang lain. Kebahagiaan itu seperti berat badan yang punya ukuran. Ah apa iya ? Iya, kenapa gue bilang gini itu karena supaya kita tuh yakin kalo kebahagiaan kita itu nyata, ada, realistis, bukan semu, absurd. Lo nggak mau kan ngerasa udah hepi tapi ternyata ending-nya so bad. Buruk banget.

Sering kita tuh udah ngerasa hepi awalnya, tapi ternyata berujung maut..eeh bukan dink maksudnya berujung duka nestapa. Nah, misalnya tuuh gini, pas lagi merebaknya trend K-POP, temen- temen gue terutama yang cewe itu pada kranjingan nonton dramanya, bela- belain beli semua dvd drakor (drama korea)yang pemainya mas- mas itu. Akhirnya, saking asyiknya menikmati kecantikan mas- mas korea itu tugas kuliah jadi terbengkalai. Nilai jeblog, bahkan harus ngambil SP (Semester Pendek). Yaah, ini bisa jadi contoh kalo sesuatu yang asyik dan nyenengin nggak selalu berakhir bahagia.

Kalo cuma nilai jeblog, terus ngambil SP itu mungkin belum seberapa, tapi gimana kalo yang di dapat justru penyesalan sepanjang hayat?? Itu ngeri guys… Ini persis prilaku orang- orang yang enjoy dengan perbuatan kriminal untuk akhirnya sengsara-ending. Seperti kata pepatah : siapa yang tertawa paling akhir dialah yang paling bahagia.

Jadi, apakah semua perbuatan yang menyenangkan itu pantes disebut kebahagiaan ??
Bila jawabanya “iya”, maka dunia ini akan chaos. Kacau berat. Orang akan berbuat apa saja -walau itu menyimpang dan merusak- untuk menyenangkan hatinya.
Sementara itu, ada pekerjaan yang sulit dan melelahkan, namun patut kita sebut sebagai kebahagiaan.Belajar untuk menghadapi ujian, waktu tersita buat ngumpulin materi, waktu tersita buat baca, ngapalin rumus, catetan penting, dll. Semuanya mungkin berat dan melelahkan, tapi pantes buat disebut kebahagiaan.


Aturan kedua : JANGAN BAHAGIA DIATAS PENDERITAAN ORANG LAIN
Dulu, pas jaman- jaman sekolah dan moment penerimaan siswa baru mesti disambut sukacita terutama para senior-kakak kelas-. Kenapa ? Karena ini adalah kesempatan buat mereka memplonco anak- anak baru yang mau tak mau –terpaksa banget- harus mengikuti aturan main yang diterapkan oleh senior. Biasanya, para senior bakal nyuruh anak baru buat ngelakuin hal- hal aneh, malu- maluin, dan kadang juga keterlaluan  -dari mulai keterlaluan nyebelin sampai keterlaluan sadis-. Jadi, semakin menderita junior semakin bahagia senior. Mirisnya, di beberapa kampus moment kayak gini justru sampai merenggut nyawa.

Hampir mirip dengan kejadian diatas, dunia pertelevisian kita sempat rame dengan acara “ngerjain orang”, bahkan hingga hari ini dibeberapa stasiun televisi acara macam ini masih dipertahankan, dan masih banyak pemirsanya. Di sini, korban dikerjain untuk sebagai bahan hiburan bagi pemirsa televisi. Dari mulai ditakut- takuti setan, dikotor- kotori, dituduh mencuri, sampai dicaci maki dengan alasan yang sudah disetting. Sepintas mungkin lucu, tapi inti acara- acara macam ini adalah TERTAWA DIATAS PENDERITAAN ORANG LAIN. Bayangkan, mereka bikin oranglain menderita agar kita ketawa. Beberapa acara seperti ini dipandang sebagai hal yang keterlaluan oleh pakar komunikasi. Mereka menilai acara seperti ini telah membuat sensitivitas orang Indonesia terhadap penderitaan oranglain menipis bahkan bisa saja hilang pada akhirnya nanti. Para penonton dihibur dengan penderitaan oranglain. Kalau sudah begini, hilanglah perasaan sayang, cinta kasih terhadap sesama.

Ini juga terjadi dijaman kekaisaran Romawi, yang sering mengadakan pertarungan antar gladiator-petarung-ataupun dengan hewan buas. Biasanya para gladiator ini adalah budak yang dijanjikan kebebasan jika menang dalam pertarungan. Selagi mereka bertarung mempertaruhkan nyawa, para petinggi dan penonton justru brsorak lompat kegirangan …#eh
Dalam Islam juga ada kisahnya. Suatu hari di sebuah majelis Rasulullah saw ada seseorang yang kentut, spontan para sahabat tertawa. Namun, Rasulullah saw mengingatkan mereka, “Mengapa kalian tertawa karena kentut seseorang diantara kalian ?? ”. Nah, apa pantas kita tertawa sementara oranglain menanggung malu ?

Selain itu, yang terbaru belakangan ini justru banyak acara- acara yang menyelipkan guyonan dengan merendahkan oranglain, menyebutkan kekurangan pihak lain sebagai bahan guyonan, menyebutkan perbedaan- perbedaan SARA, bahkan terkadang membawa-bawa orangtua pihak lain untuk guyonan juga. Hal ini, sedikit banyak akan mengikiskan rasa saling menghormati dan menghargai bangsa yang terkenal dengan toleransinya ini.

Aturan ketiga : KEBAHAGIAAN ADALAH RESULTAN USAHA PIKIRAN DAN PERBUATAN
 Kebahagiaan itu bukan hujan yang tiba- tiba aja turun dari langit, ataupun salju yang sekonyong- konyong jatuh dengan indahnya dimusim dingin. Kebahagiaan adalah perjuangan, resultan usaha yang lo lakuin. Dan itu, tentu saja kita sendiri yang memperjuangkan.
Misalnya nih, kebahagiaan seorang korban kecelakaan pesawat yang berhasil diselamatkan tim SAR (Search And Rescue). Itu nggak lain dan nggak bukan setelah perjuangan si korban yang memperjuangkan hidupnya dibantu tim SAR yang berusaha menolongnya.

Lagi, Muhammad Al- Fatih salah seorang pejuang Islam yang sukses menaklukan benteng Konstantinopel pada tahun 1453 M sebelumnya harus melakukan perjuangan berat menghadapi kekuatan Romawi yang tengah berkuasa kala itu sampai akhirnya benteng tersebut bisa dikuasainya.

Buat lo semua, siapapun lo kalo lo ogah berpikir bahagia maka selama itu lo juga nggak bakal bahagia. Ini udah kebukti dalam dunia kedokteran loh guys. Salah satu terapi yang diberikan dokter agar pasienya lekas sembuh adalah dengan memberikan sugesti.
Mendorong mereka untuk cepat sembuh. Itulah kenapa dikantong atau botol obat selalu ditulis sugesti harapan dan motivasi “semoga lekas sembuh”.

So, udah deh mikir yang baik- baik aja, yang positif. Buang tuh jauh- jauh pikiran negatif lo. Inget quote ini deh :
You are what you eat
You are what you think

Naah, jadi apa yang lo pikir tentang diri lo, itulah lo. Lo mikir lo baik maka prilaku lo akan mengikuti. Dan ini berlaku sebaliknya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar