Perjalanan belum
berakhir,jalan buntu bukan ujung dari perjalanan atau tempat sampainya tujuan.
Jalan buntu adalah bagian dari perjalanan untuk cerdas mengambil keputusan,
cerdas mencari jalan untuk sampai ditujuan. Dan terus berjalan disegala medan adalah
bagian semangat seorang pejalan, bahkan nyawa dari perjalanan. Dalam kamus
bahasa Indonesia perjalanan hanya selesai dijelaskan sebagai kata benda yang
mendapat imbuhan dan kemudian berubah menjadi kata kerja. Tidak pernah
mendefinisikan tentang detil dari segala bagian tentang perjalanan.
Jadi, nikmati saja
“perjalanan”-mu itu, Bapak Lukman Hakim sudah bercerita tentang kisah
perjalananya bersama anak dan keledainya, semoga menjadi bekal untuk
“perjalanan”-mu. Cerita katak tuli sudah pernah didengungkan, bahwa kadang
perlu untuk menjadi tuli saat suara- suara sumbang disekitarmu berubah menjadi
senjata mematikan penghambat perjalanan mencapai tujuan. Abaikan saja.
Orang- orang
tersayangmu sudah kau pamiti dan merelakan kakimu menjauh dari peluk hangat
mereka. Maka kini kau adalah individu sejati yang menjadi bagian dari komunitas
social masyarakat yang tidak membawa siapa orangtuamu, pangkat apa, atau apapun
itu.
Disinilah akan kau
temukan pendidikan yang luarbiasa. Pendidikan yang membuatmu pandai untuk hidup
dengan semua teori,bahkan yang belum atau tak pernah kau temui dalam deretan
kelas- kelas yang telah tamat kau jelajahi.
Salah satu dari sekian
materi perjalanan adalah tentang dewasa. Sudah banyak digaungkan hal- hal
tentang dewasa. Dewasa berpikir, bertindak, memilih, atau apapun dan perjalanan
juga bagian dari semua kedewasaan itu, salah satu yang belum disebutkan adalah
tentang kedewasaan social. Perjalanan mengasah empatimu, mengasah egomu, dan
menginginkan tindakanmu. Bagaimana kau merelakan separuh rotimu kau berikan
untuk pengemis tua. Bagaimana kau rela mengantri wc umum meski mungkin bapakmu
adalah seorang menteri yang bisa saja kau koarkan demi mendapat urutan pertama.
Kau akan diperlihatkan
bagaimana hidup adalah sebuah perjalanan yang terus berputar . seleksi alam
menjadi hokum yang pasti. Mereka yang kuat akan bertahan, mereka yang merajai
akan berkuasa. Tapi, tak lupa bahwa kausalitas juga bagian yang tak mampu
dielakkan. Sebab- akibat,siapa yang menanam dia yang memanen pula. Terus
berputar, sampai waktu yang entah kapan itu menjadi rahasia Tuhan, menjadi hak
prerogatif Tuhan.
Tapi pada akhirnya
nanti, ada waktu dimana salah satu dari sekian “perjalan”-mu harus terhenti.
Entah oleh apapun, tapi kakimu harus berhenti melangkah, matamu berhenti atau
bahkan berkurang melihat salam matahari pagi dan petang. Tubuhmu tak mampu
lagi. Waktumu habis.
Perjalanan
ini
Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Disampingku kawan
Banyak cerita
Yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang
Dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap
kering rerumputan
Perjalanan ini pun
Seperti jadi saksi
Gembala kecil
Menangis sedih ...
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika di kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut
Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak
Kepada matahari
Tetapi semua diam
Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri
Terpaku menatap langit
Barangkali di sana
ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Disampingku kawan
Banyak cerita
Yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang
Dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap
kering rerumputan
Perjalanan ini pun
Seperti jadi saksi
Gembala kecil
Menangis sedih ...
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika di kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut
Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak
Kepada matahari
Tetapi semua diam
Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri
Terpaku menatap langit
Barangkali di sana
ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar