Ada kisah, dulu sebelum seorang jatuh cinta dan dalam perjalanan untuk jatuh cinta dia menyebut dirinya oranglain, dan kau sebut seseorang itu dengan sebutan “oranglain sebelum”. Dia, “oranglain sebelum” tidak membicarakan tentang apa yang harus tidak dibicarakan. Akhirnya dia telah jatuh cinta dan berjalan bersama cintanya.
Sampai
suatu hari, dia berubah menjadi “ oranglain sesudah”. Dia, “oranglain sesudah”
membicarakan apa yang harus dibicarakan karena ada tabir katanya.
Kamu
sebenarnya tidak mengerti kenapa ada “oranglain sebelum” dan “oranglain
sesudah”. Kenapa oranglain sebelum itu lebih membahagiakan ?, kamu melihat itu
dari teman-teman juga dirimu. Mereka seolah kepayang dengan oranglain sebelum
ini. Dopamine memenuhi otak dan mendominasi. Membuat kegilaan kegilaan manis
yang membuat mereka seolah budak yang tunduk pada oranglain sebelum.
Setelah
oranglain sebelum menjadi sesudah, seorang seperti melepaskan kostum panggung
atas peran yang diperankan. Seperti serigala yang menyamar menjadi nenek untuk
memakan si kerudung merah. Seorang membatasi oranglain atas dirinya, tanpa
kemanisan-kemanisan apapun. Betapapun kamu berusaha, oranglain sesudah tak
ingin lagi peduli atas apa yang telah berlalu. Berhenti dan berubah.
Mereka
menjadi kepayahan, rindu tak bertuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar