Pertengahan
tahun ini, perfilm-an kita diramein sama salah satu film keluarga yang diangkat
dari novel dengan judul yang sama, Sabtu Bersama Bapak. Ditulis oleh bang
Aditya Mulya. Tapi saya nggak akan ngomongin tentang film atau buku itu, udah
jadi materi blog tetangga sebelah.
Yang
mau saya omongin masih tentang karya bang Aditya Mulya. Ini karya terbarunya,
novel teranyar yang....eheemmm (batuk belagu), sudah saya miliki dengan edisi
tanda tangan dari beliau. Meski saya harus puasa jajan, alhamdulillah terbayar
dengan dapet novel kece badai itu. Yess!!.
Judulnya
Bajak Laut dan Purnama Terakhir (sebuah komedi sejarah). Alasan saya ngeblog
dengan materi review buku ini adalah karena in
my opinion buku ini anti mainstream. Kenapa?, menurut saya dibanyak buku
komedi yang udah-udah, cerita komedi lebih banyak disajikan dalam cerita
percintaan. Nah, buku ini menyajikan sejarah dengan unsur komedi. Yaa..walaupun
cecintaan ngga
ketinggalan tapi most cerita
sejarah lebih punya part gede disini.
Kamu
ngga cuma diajak haha-hihi aja tapi juga belajar sejarah. Sebagai mantan
pecinta pelajaran sejarah, buku ini ngasih tahu saya banyak hal yang
tersembunyi dari sejarah yang beredar.
Kayaknya
kamu udah kebelet untuk tahu gimana ceritanya. Oke, sambutan saya cukup. Kita
masuk materi.
Kita
mulai dari pemeran. Saya kelompokkan menjadi 3. Eh, kok pake dikelompokkan sih
jeng ?. iya, karena dalam novel ini memang ada cerita dari 3 kelompok yang pada
awalnya saya pikir tak ada hubunganya, eh tapi ternyata cerita dari 3 kelompok
ini adalah cerita yang berkaitan.
1. Bajak Laut. Kelompok bajak laut ini terdiri dari 4
orang. Jaka si pemimpin yang selalu merasa ganteng dan percaya adanya Dewa
Ganteng yang mengikutinya, Lintong,Surendro, Abbas, dan Aceng sebagai awak.
2. Kompeni. Kelompok ini adalah pasukan VOC yang sedang
menjajah Indonesia.
3. Arya. Kelompok ini adalah para pendekar sakti yang punya
kemampuan beladiri dan tenaga dalam sebagai senjatanya. Diwakilkan oleh Rusa
Arang, Bara Angkasa, dan Galuh Puspa.
Kisahnya
bermula dari kelompok bajak laut bernama Kerapu Merah. Sang kapten, Jaka selalu
punya mimpi untuk menjadi bajak laut yang disegani. Namun, kenyataanya dia
bersama keempat awaknya selalu gagal.
Dilain
pihak, penjajah VOC dengan kaptenya Speelman yang tengah berambisi untuk mendapatkan harta –yang didapat dari
bisnis rempah, dan harta peninggalan kerajaan- kerajaan yang ditemuinya saat
merantau. Begitu juga yang tengah dilakukanya saat di Indonesia. Dia menemukan
jurnal peninggalan kerajaan yang sedang dialih bahasakan oleh kawan meneer-nya
Albert. Jurnal tersebut berisi
tentang bagaimana Majapahit menjadi kerajaan yang tak tertandingi pada masa
itu.
Namun,
ditengah proses alih bahasa, meneer Albert terbunuh oleh perampok yang tak lain
dan tak bukan dilakukan oleh bajak laut kita Kerapu Merah. Akhirnya Kerapu
Merah menjadi buron oleh VOC.
Para
Arya yang dipimpin oleh Rusa Arang mencari 10 pusaka yang harus dikembalikan. Pusaka-pusaka
itulah yang digunakan oleh Raden Wijaya (raja Majapahit) sebagai jimat
memperoleh kekuasaan. Pusaka itu diambil dari kuku-kuku seorang perempuan yang
tak lain dan tak bukan adalah jelmaan seekor naga. Pada purnama ke 4200 mereka
harus mengumpulkan kesepuluh pusaka yang tersebar di penjuru nusantara.
Ketika
Kerapu Merah membunuh meneer Albert, mereka juga menjarah beberapa barang yang
ada. Salah satu barang itu adalah keris yang merupakan pusaka ke-10 yang sedang
para Arya cari. Akhirnya Kerapu Merah tak hanya diburu oleh kompeni saja tapi
juga para Arya.
Pencarian
Kerapu Merah akhirnya ditemukan terlebih dulu oleh para Arya. Para Arya mencoba
melindungi Kerapu Merah dari kejaran kompeni dengan syarat mereka mau
memberikan keris (pusaka) itu kepada para Arya. Para Arya pun menjelaskan
tentang asal mula keris itu, mereka kemudian sepakat. Kerapu Merah mendapat
perlindungan dan para Arya mendapat pusaka itu.
Rusa
Arang yang menaruh hati pada Galuh, pada akhirnya tewas demi melindungi Kerapu
Merah, Bara dan Galuh. Ditengah perjalanan dikepung oleh VOC, Jaka yang
biasanya melakukan hal-hal bodoh, kala itu membuat strategi yang membuat VOC
terkalahkan. Tak dinyana ternyata Jaka juga adalah keturunan Arya yaitu Ki
Jalak Harupat. Terus siapa sebenarnya Dewa Ganteng yang Jaka maksud ?, apakah
mereka bisa menyelesaikan tugas hingga purnama ke-4200?
Bacalah!!bukunya.
Endingnya,
Jaka menyatakan perasaanya pada Galuh, namun cinta Galuh hanya tersedia satu
untuk Rusa Arang. Setelah selesai semua, mereka kembali ke kehidupan normal. Jaka
menjadi pelaut yang tersohor. Galuh memilih untuk hidup sendiri disebuah rumah
dipinggir hutan Surabaya, yang dekat dengan bandar. Jaka sering menyandarkan
kapal disitu dan setiap kali bersandar dia menemui Galuh untuk menyatakan
perasaanya, entah sudah yang keberapa kali.
Dan selalu ditolak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar