Heeyy...
Jumpa
lagi…jumpa bersama Meysi ya disini #loh
Okeh, kita
tinggalkan Meysi yang kini sudah jadi dokter dewasa bukan penyanyi cilik,
kemudian kita mau ngomongin musik Indonesia. Eh tunggu tunggu… sorry nih saya
belum menyapa fans blog saya. Ketemu lagi sama saya yah di sini dalam acara
berpacu dalam menulis. Sorry buat yang udah kangen postingan saya, kemaren lagi
semedi.
Balik lagi
ngomongin music Indonesia.Banyak ragam jenis music Indonesia yang akrab
ditelinga kita kayak pop, rock, reggae, RnB, HipHop, Jazz, Underground, dangdut,
Keroncong, dll.
Dari sekian
banyak jenis music tersebut mungkin HipHop adalah salah satu jenis music yang
nggak begitu dekat buat kita kebanyakan daripada music lain kayak pop, reggae
ataupun rock. “Iya Nay…aku juga nggak tau HipHop ?”, “jelas aja nggak tau kamu
kan taunya cuma dangdut remix”.
Nih, saya
kasih penjelasan sedikit. Apa itu HipHop ? HipHop adalah jenis music yang
terdiri dari perpaduan dinamis antara elemen- elemen yang terdiri dari MCing
(Rapping), DJing, Breakdance, dan Graffiti.

Namanya juga
Foundation, kalo diartiin kan artinya yayasan, jadi JHF itu semacam perkumpulan
yang menaungi para HipHopers, meskipun kedengaranya formal tapi JHF lebih
berbasis ke komunitas daripada lembaga. HipHop yang mereka bawain juga khas
yaitu pake bahasa Jawa karena memang wilayah kekuasaan mereka di Jogjakarta
yang notabene berbahasa jawa.
JHF lahir
sekitar tahun 2003 didirikan oleh Marzuki Mohammad atau lebih dikenal dengan
Kill The DJ. HipHopers yang berada dibawah naungan JHF itu ada tiga yaitu Kiil
The DJ, Jahanam, dan Rotra. Salah satu lagu mereka yang berjudul Jogja Istimewa
bahkan menjadi semacam soundtrack kota jogja.
Ini nih sedikit
cuplikan liriknya,
“…memayu hayuning bawono
Seko jaman perjuangan nganti merdeko
Jogja istimewa bukan hanya daerahnya
Tapi juga karena orang- orangnya”
Kita kenalan
lebih dekat yuk sama mereka- mereka yang gabung di JHF ini.
1. Kill The DJ
Seperti
sudah saya tulis tadi diatas doi ini nama aslinya Marzuki Mohammad.Selain punya nama laina tau alias Kill The DJ ada juga
Chebolang. Doi merupakan pendiri Performance Fucktory, Parkinsound,
Re ;publik Art, United of Nothing, Whatever Shop, dan sekarang adalah
Jogja HipHop Foundation. Album Poetry Battle yang dibuatnya berupa trilogi
HipHop yang semua liriknya dihasilkan dari bacaanya terhadap teks asli Serat
Centhini. Belakangan doi juga menggaet Soimah Pancawati dalam membawakan lagu- lagunya
2. Jahanam

3. Rotra
Sebelum bernama Rotra, Janu Prihaminanto atau Ki Ageng Gentas, eks
G-Tribe adalah legenda. G-Tribe merupakan grup HipHop pertama di Jogja, bahkan
di Indonesia. Ki Ageng Gentas terkenal sebagai seorang yang selalu menghasilkan
komposisi rap yang easy listening dengan refrain yang gampang diingat tanpa
kehilangan sensibiliatas dari kata- katanya meskipun yang dinyanyikan merupakan
sebuah kritik sosial.
Saya adalah
salah satu penyuka lagu- lagunya, buat saya nggak cuma rasa HipHop-nya yang
asyik tapi juga karena mereka begitu apik menggabungkan HipHop dengan tradisi
Jawa. Selain itu isinya bukan melulu cinta- cintaan alay yang liriknya nggak
mendidik dan bermakna. Lirik- lirik JHF itu meaning
full, penuh makna.
Kayak lagu
Jogja Istimewa sendiri, kalo kamu baca utuh seluruh liriknya maka pesan yang
ingin disampaikan mereka adalah gugatan. Selain itu juga ingin menyemangati warga jogja dari pelbagai lapisan masyarakat
untuk sadar akan hak- hak nya sebagai warga jogja. Begitu juga lagu- lagu yang
lain, ada yang berisi kritikan, pernyataan sikap, sindiran, juga
nasehat-nasehat.
Lagu- lagu yang
mereka bawakan tidak secara keseluruhan adalah ciptaan sendiri, beberapa lagu
mereka adalah nyanyian atau syair yang sudah ada, salah satunya adalah gurindam, iya mereka menghiphopkan gurindam,
yang terkenal gurindam 12 Raja Ali Haji dimana gurindam 12 berisikan pasal dan
dikategorikan sebagai Syi’r al- Irsyad atau puisi didaktik, karena berisikan
nasehat dan petunjuk menuju hidup yang diridhai Sang Khalik.
“dengan bapa janganlah durhaka
Supaya Allah tiada murka
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ditengah balai
Dengn kawan hendaklah adil
Supaya tangan jadi kafill”
Kebayang
nggak gurindam yang isinya kayak gitu dihiphopin ?
Nggak
kebayang ?
Yaudah buruan download lagunya.

Selain itu,
tahun 2010 lalu mereka juga membuat film documenter berjudul Hiphopdiningrat;
sebuah potret perjalanan HipHop Jawa. Film itu kemudian mendapatkan respon
positif dari berbagai media yang kemudian karena film tersebut mereka diundang
ke berbagai festival film internasional.
Dari semua
lagu- lagu mereka, seperti pengakuan saya sebagai penyuka lagu- lagu mereka,
saya juga punya beberapa lagu favorit. Salah satunya adalah Cecak Nguntal Boyo.
Alasanya karena alasan lagu ini dibuat yaitu untuk mendukung pemberantasan
korupsi, untuk mendukung aksi pemberantasan korupsi oleh KPK.
Begini nih
cuplikan liriknya;
“Ana cecak nguntal boyo
Boyo coklat nyekel godo
Ojo seneng nguntal negoro
Mundak rakyatmu dadi sengsoro
Ini cerita negeri bedebah
Pemimpiny hidup mewah
Tapi rakyatnya makan susah
Hasil dari mengais sampah….”
Lirik yang
begitu berani untuk menyuarakan dukungan, kritikan melalui lagu. Masih banyak
lagu- lagu mereka yang oke punya kayak;
- Gitu Saja Kok Repot
- Angkringan
- Ora Cucul Ora Ngebul
- Ngelmu Pring
- Cintamu Sepahit Topi Miring
- Jagal Pabu
- Jula Juli Lolipop
- Mbayar SPP
- (Kumpulan poetry of Sindhunata )
- Jula Juli Jaman Edan
- Nympoa Jeng Sri
- dll, yg masih buanyak banget...

Oke deh, itu tadi secuil info yang bisa saya bagikan tentang postingan kali
ini. Kalo mau tahu tentang mereka, lagu- lagunya ataupun profil lengkapnya cari
aja di www.hiphopdiningrat.com
See u…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar