Selasa, 19 Agustus 2014

PUTUS BUKAN PUTUS




Kalo ngomongin soal satu kata ini, apalagi mereka yang lagi anget- angetnya pacaran pasti serem, nggak mau, nggak enak, langsung mukul- mukul kepala sambil bilang “amit- amit” 89x. Dalam KBBI Kamus Besar Bahasa Ibu:putus merupakan kata kerja yang memiliki makna  1 tidak berhubungan (bersambung) lagi (krn terpotong dsb): 2 habis: 3 selesai; rampung; berakhir: 4 hilang; tidak ada lagi; tidak mempunyai lagi (tt harapan, pikiran); 5 ki tidak ada hubungan lagi; berpisah (tt hubungan persahabatan, jalinan cinta, dsb).

Dilihat dari pemaknaan dalam kamus jelas itu sangat mendukung ke- sereman tadi, dan sayangnya ke-sereman itu berujung pada sikap yang terjadi apabila hal ini harus terjadi pada sebuah hubungan. Yap…seperti yang sering kita dengar cerita- cerita teman atau sahabat yang mengalami hal ini, mereka tidak lagi saling mengenal, bahkan memaki, tidak saling menyapa, seolah putus berarti semua berakhir, selesai atau hilang tanpa tersisa.

Hal- hal yang patut kamu pikiran setelah putus :
1.                 Pelajaran
Saya yakin, setiap kita bertemu seseorang dalam hubungan apa saja dari seseorang tersebut kita bisa belajar banyak. Apalagi dalam hubungan cinta yang ketemunya nggak cuma sejam dua jam, ditambah lagi ada hati yang ikut berperan. Misalnya, kamu jadi tahu ada cewek/ cowok sebaik/ sejahat dia atau yng lainya, so pemikiran kamu jadi terbuka oleh hal baru untuk menjadi seseorang yang lebih baik selanjutnya. Kamu patut berterimakasih sama dia loh… tuh !!

2.                 Kebiasaan baru (positif)
Biasanya, atau bahkan dengan PD saya berani katakan kalau seseorang yang kita suka, cinta akan membuat kita melakukan perubahan, entah bermaksud supaya doi tertarik ataupun sekedar memenuhi keinginanya saja. Tapi, selama bersama doi tercinta, tersayang, atau tersuka seolah kita jadi makhluk baru yang (pasti) lebih baik. Contohnya temen saya,doi cowok muslim yang keluarganya tidak terlalu agamis, doi ngaku kalo selama 10 tahun nggak pernah sholat (sekarang 20 tahun). Suatu hari doi ketemu cewek yang tingkat agamis-nya setingkat lebih tinggi, si cewek berhasil ngerubah doi buat mau sholat lagi bahkan adenya juga, sampe- sampe bikin ibunya terharu bombay. Nah, coba pikir, meskipun mungkin perubahan dalam diri kamu pas bareng sama doi nggak seberapa, tapi doi telah berjasa kan sama hidupmu ?? jadi pantesnya sebelum kamu maki- maki sang mantan lebih baik kamu berterimakasih. Catet !!.

3.                 Alasan


Inget deh alasan kalian harus mengakhiri hubungan itu. Kalian yang putus baik- baik missal karena salah satu harus sekolah keluar negeri, tentu dengan berbagai pertimbangan yang udah diketahui masing- masing. Saya kira dalam hal ini nggak ada alasan untuk saling benci, sok nggak kenal, maki- memaki.
Begitu juga kalian yang putus jahat- jahat, missal karena salah satu selingkong atau selingkuh. Pikir deh, kamu yang diselingkuhin harusnya bersyukur sudah putus, kamu yang menjadi pelaku utama juga harusnya malu dan introspeksi. Jadi, kalian berdua nggak perlu saling benci juga kan.

4.                 Komunikasi
Tetep jaga komunikasi itu penting, mantan itu hanya seorang pacar yang telah berevolusi menjadi teman. Kenapa bukan berevolusi jadi kera aja ? ya ngapain juga kamu sambungin ke situ ?. Kenapa saya bilang teman, karena mantan adalah seseorang yang kita kenal nggak cuma bajunya tapi juga dalem- dalemnya jadi doi sebenarnya bukan orang lain dengan alasan apapun kalian putus.

Lagian semakin kita ngejaga komunikasi sama orang lain, kita semakin banyak lobi loh. Apalagi kalo nggak cuma komunikasi yang baik tapi juga sikap.

5.                 Jeda
Yang terakhir, putus adalah  waktu yang dalam prasangka baik saya pada Tuhan adalah jeda untuk mengistirahatkan perasaan atau hati juga pikiran. Kita jadi bisa focus sama kegiatan yang sempat tertunda kemarin, kita jadi bisa punya “me time” atau waktu buat mikirin diri sendiri, memperbaiki kesalahan- kesalahan, meningkatkan kualitas diri ataupun yang lainya sehingga nanti pada hubungan selanjutnya kita bisa lebih baik.

Dari tulisan saya itu, saya cuma mau kamu tahu kalo setiap berakhirnya hubungan tidak lantas semua aspek di dalamya ikut selesai. Ada hal- hal yang mungkin sebenarnya patut untuk dilestarikan keberadaanya. Dan ada banyak hal yang bisa dipelajari. Putus bukan putus.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar