Bagaimana rasanya ketika pagi
hari disambut dengan perasaan rindu ?
Datang secara ajaib saat kamu
mengerjakan tugas bertumpuk,diperpustakaan ditengah hiruk pikuk kesibukan orang
lain.Ditengah hujan yang menderu,dan tiba-tiba tanganmu berhenti menulis saat
bayangan seseorang datang
dipikiranmu.Detak jantungmu “DEG..” dan itu mungkin sangat keras meski
hanya sekali.
Imbasnya kamu akan meletakan
kacamatamu,melihat hujan diluar jendela.Menghela nafas berat.Tak ada yang lebih
baik selain bicara,berkata “aku rindu”.Untuk beberapa saat hatimu focus pada
perasaan ini,mengirim sinyal ke otak untuk melakukan sesuatu,dan jawaban yang
ada adalah menghubungi seseorang di ponselmu.
Mungkin kamu menginginkan lebih
dari sekedar berjumpa bias kata,bias suara,tapi “diluar hujan” dan kamu tahu
bahwa tembok-tembok itu menbatasi.Tak mengapa,untuk beberapa saat setidaknya
rindumu menjadi dewasa.Belajar puas dengan bias-bias.Menjadi bijak untuk
menjaga rindu….Menjaganya tanpa mengubahnya menjadi berkurang,bertambah,atau
berubah dari warna aslinya.Tetap rindu yang apa adanya saja.
Baiklah,pada akhirnya kamu harus
kembali pada tumpukan tugas,pada deadline yang memburu.Menepikan
rindu.Mengucapkan terimakasih.