Dear
ayah,
Apa
kabar ayah ? semoga baik, dalam keadaan bahagia disana. Semoga malaikat
–malaikat disana adalah tipe malaikat yang enak diajak ngobrol tema-tema yang
ayah suka. Akhirnya, aku memutuskan untuk menulis surat ini untuk ayah, dan
entah bagaimana ayah bisa membacanya, aku yakin ayah bisa membacanya.
Yah,
Saat
surat ini dibaca, jangan tanyakan bagaimana kabarku. Tentu kau tahu aku sangat
merindukanmu. Tentu kau tahu aku tidak sembuh dari luka kehilangan kepergianmu
setahun yang lalu dalam pelukku. Tapi, aku baik- baik saja, tumbuh menjadi
gadismu yang sehat, aku juga di kelilingi orang- orang yang menyayangiku, aku
diberi banyak kebahagian. Tenanglah ayah disana, tak perlu risau siapa yang mengantar jemput dan memastikan
aku baik- baik saja sampai dirumah kita. Tuhan telah begitu baik mengirimkan
manusia- manusia berhati malaikat untukku. Tenanglah, kini aku sudah dewasa,
sudah belajar menjaga diri, semoga bisa.
Ayah
sayang,
Semoga
setiap rindu yang kusebut dalam doa, sampai padamu dengan cantiknya. Selesai
dari doa sering sekali aku berharap kau segera menemuiku dalam tidur, bicara
padaku, atau sekedar menunjukan keadaan bahwa kebahagiaan yang belum sempat ku
berikan kemarin, sudah kau dapati lebih banyak disitu. Maafkan putrimu ini,
yang lebih sering menyusahkanmu, merepotkanmu, ketimbang melegakanmu. Semoga
ayah berkenan.
Yah,
aku ingin bercerita sesuatu yang kusimpan selama ini.
Kemarin,
aku memiliki sebuah gelas yang bagus. Gelas yang setiap hari ku gunakan untuk
minum, gelas yang jarang dimiliki. Tentu saja aku bahagia memiliki gelas itu,
iya yah aku benar- benar bahagia. Tapi, tahukah ayah bahwa saat ayah hendak
pulang, gelas itu pecah berkeping- keping. Kepinganya berhamburan. Pecahanya
runcing dan tentu tak bisa ku gunakan untuk minum lagi. Aku sedih sekali kala
itu, dan belum lagi aku mengerti gelas itu pecah ayah justru pulang. Lengkaplah
sedihku, sungguh yah.
Ayahku
yang hebat,
Gelas
pecah itu tak bisa kurangkai, aku menyerah karena berkali tajamnya melukai
tanganku. Tapi, aku percaya kekuatan Tuhan, aku hanya berharap. Semoga ayah
mengamini dari situ.
Ayah,
Aku
masih ingat sekali pesan terakhirmu dalam mimpiku kala itu, aku ingat betul.
Iya, aku terus berusaha menjadi gadis yang kau mau. Namun ayah, aku masih perlu
banyak belajar, belajar hidup tanpamu, belajar mengeja, belajar berlari, dan
tentu saja belajar kuat. Hanya untuk menjadi anak gadismu yang kau inginkan.
Ayahku,
Sebelum
aku pamit untuk tidur,aku ingin mencium pipi ayah. Mengucapkan bahwa aku sangat
mencintai ayah. Dan aku menunggu untuk bertemu ayah disitu, dan sebelum aku
sampai disamping ayah, aku ingin berguna dulu untuk orang banyak seperti pesan
seseorang.Semoga ayah juga merindukanku disitu. Semoga ayah bangga padaku.Baiklah,
aku sudah lelah setelah seharian berktivitas. Selamat malam ayah, selamat
malam.
Yang
merindukanmu,
Yang
mencintaimu,
Putrimu
Naelil
Faiqoh