Dapet tugas ngetik catetan 21 lembar A4. Niatnya digarap
tiap hari biar cepet beres tapi hari ini cuma tinggal selembar tapi tangan
seolah menolak keras. Oke, saya nulis blog aja. Saya tiba-tiba inget umur, udah
tua, udah pantes gendong anak. Tapi calon bapaknya aja masih dalam angan-angan
tsay…
Terus gimana?
Ya ngga papa.

Saya yakin apa-apa saja yang ditetapkan Tuhan untuk umatnya,
baik sunah maupun wajib adalah berdasarkan ukuran kesanggupan manusia. Saya
yakin nikah itu mudah dan gampang, cuma kita aja yang mempersulitnya dengan
standar kita. Kalo lahir dan batin kita siap yaa nikahlah. Siap secara lahir
itu seperti kalo buat laki-laki sudah bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga
secara lahir dan batin. Keduanya sudah cukup ilmu tentang pernikahan juga penting
sebagai bentuk kesiapan menikah. Siap secara batin dapat dilihat dengan tanggung
jawabnya ia dengan dirinya sendiri.
Setelah kamu baca tulisan ini sampai paragraph ini dan kamu
merasa nikah memang mudah, saya harap tidak lantas kamu menganggap ini jadi
urusan sederhana. Jangan. Nikah itu dunia dan akhirat mas. Jangan nganggap
nikah sebatas kehalalan melampiaskan nafsu biologis manusia buat berkembang
biak aja atau mikirin sekedar yang media tampilkan dari pernikahan artis-artis
penggerak nikah muda.
Nikah itu mitsaqon ghalidzon, perjanjian yang kukuh,
kuat dan berat. Karena perjanjian ini disetarakan dengan perjanjian Allah
dengan Rasul-Nya yang berpredikat Ulul Azmi. It’s mean nikah bukan
main-main yang kalo bosen buang terus cari lagi, astaghfirullah.
Kemudian selanjutnya adalah nikah itu mau kapan terserah
Allah aja. Ngga ada peraturan bahwa orang yang lahir tahun 1996 harus menikah
tahun 2019, yang lahir tahun 2000 harus menikah tahun 2025. Ngga ada tsay,
semua sudah diatur secara detil dan presisi. Kalo setelah saya renungi (ceile),
jika sebagian teman menikah diusia 23 misal dan kita mah masih nge-jomblo aja,
khuznudzon kita sedang melalui sejarah yang luar biasa untuk diceritakan pada
junior-junior kita kelak. Dan dalam rangka menunggu bakal janur kuning itu,
saya sangat-sangat berharap kita semua benar-benar menjaga diri.
Sebab salah satu prioritas tujuan menikah adalah Ridho-Nya
Allah. So, gimana Dia bakal give us Ridho jikalau kita melakukan
sesuatu yang justru bisa ngundang murka Nya karena saking ngga sabarnya kita.
...