Minggu, 06 Desember 2015

Hal-hal yang Terjadi Setelah Kamu Pergi: Surat untuk Di (7)



Di…
Untuk terakhir kalinya aku bertanya “apa kabar ??”, namun aku selalu tau Di, kamu selalu baik-baik saja. Untuk terakhir kalinya aku bertanya “apa kabar ibu ??”, namun aku selalu tau Di, ibu selalu baik-baik saja bersamamu.
Untuk terakhir kalinya aku bertanya “apakah kamu masih sedih ??”, namun aku tahu kamu tidak pernah sedih untuk hal yang tidak pernah kamu mulai, untuk hal yang “tidak sah”, begitu katamu. Kamu bukan dia yang ditepikan.

Di…
Aku tau, kamu tidak peduli lagi padanya yang telah kau buang. Kamu hanya tau bahwa dia adalah seseorang yang tak pantas disapa karena gelimang dosanya padamu. Tentu Di, ini tentang awal yang terpaksa kamu mulai. Bagaimana dia menebusnya bahkan dia tak tau sampai kering airmata darah.

Di…
Bagaimana jika dia mencintaimu ?
Bagaimana jika dia merindukanmu ?
Ah, iya ini pasti masih tentang hak, “itu haknya”, begitu mungkin ucapmu. 

Di…
Dia tidak pernah bicara betapa sakitnya dia menanggung rasa. Dia sangat menghargaimu. Begitu hinanya dia bagimu ??. Nanti setelah dia benar-benar menutup ceritanya bersamamu, kamu tentu sangat bahagia, kamu bebas untuk melakukan apapun atas nama hak. Aku tidak sampai hati menceritakan keadaanya jika itu benar. 

Di..
Dia menitipkan salam untukmu, untuk ibundamu. Menitip doa pada angin dan bintang-bintang malam untukmu. Bukan atas nama kesombongan, tapi atas maaf yang tak habis, yang tentu kamu lebih tau lebih dari aku.

Di…
Dalam kekuranganya, tentu dia melalui jalan-jalan yang melelahkan. Maafkanlah dia setidaknya atas nama manusia yang berhati. Tepatilah janji yang pernah ingin kau buktikan,dia juga hanya seonggok manusia yang sama seperti teman atau sahabat yang kau panggil. Apa bedanya??.
Terimakasih telah membaca kalimat yang tak pernah tersampaikan. Terimakasih dan maaf sebanyak udara yang Tuhan ciptakan.

hati-hati, jaga diri baik-baik, berbahagia dengan pilihan…

Rabu, 02 Desember 2015

Hal-hal yang Terjadi Setelah Kamu Pergi: Pilihan (6)



Semua orang di dunia ini, dikota ini dan di sekitar bangku ini pasti pernah melupakan dan dilupakan. Ya, mereka pernah dengan sekuat tenaga menjauh dan membuang sebuah ingatan. Atau mereka tak melakukan apa-apa tapi seseorang melakukan itu untuk mereka.

Kamu bingung, kenapa seseorang disana begitu keras berusaha membuang dan menjauhimu. Bukankah lupa adalah hak waktu ?? ah, hak apa yang kamu bicarakan untukmu yang tak lagi “berhak” katanya. 

Seseorang memang boleh untuk berubah dan kamu tahu itu. Sebaliknya, seseorang juga boleh untuk tetap. Kamu menatapku, kenapa ?. baiklah sekarang aku ada dalam ceritamu. Aku tahu, bagimu pilihan itu tentang hati, pilihanmu untuk tetap tak bisa dipersalahkan sampai kapanpun. Tetap mengingatnya, tetap percaya. Dengan mengingat kamu percaya kamu mendapatkan harta pembelajaran yang tak ternilai uang manapun. Dengan pernah mengalami sejarah kamu tahu bahwa masa depan harus lebih baik.

Dan sebaiknya kamu bersiap bila nanti seseorang yang pernah kamu perjuangkan tak lagi “mau” padamu meski kau telah memilih pilihanmu.

Aku mengelus pundakmu.